Jumat, 12 Mei 2017

Supply and demand

Hal mendasar bagi pemula adalah mengetahui bagaimana dan mengapa harga ini bergerak.
Karenanya penting dipahami bahwa harga bergerak tidak lain hanya karena fungsi serta akibat dari Hukum Penawaran dan Permintaan (Supply and Demand), bukan karena hal lain.
Harga bergerak hanya dan hanya jika perhitungan sederhana ini menjadi tidak seimbang. Anggap saja perdagangan mata uang ini tidak jauh beda dengan perdagangan di pasar2 tradisional kita, harga bawang, misalnya, akan melonjak naik karena berkurangnya pasokan dari Brebes.
Atau karena mendekati hari-hari besar permintaan melonjak, jadi jangan heran kalo ibu-ibu ngomel karena harga ayam naik di pasar2. Hal ini hampir sama saja dengan perdagangan mata uang, hanya beda skala dan medium saja. Karenanya mindset yang paling awal dimiliki oleh seorang trader, adalah
mindset pedagang yang berdagang  arena adanya permintaan dan penawaran.


konsep Supply and Demand Analysis


Mungkin anda ingat dua orang tokoh yang namanya sering disebut dalam disiplin ilmu ekonomi dan fisika.
Yang pertama Adam Smith, pelopor ilmu ekonomi modern sekaligus pelopor sistem ekonomi kapitalisme. Ia telah menyatakan ratusan tahun lalu bahwa jika supply melebihi demand pada suatu level harga tertentu, harga akan turun, dan sebaliknya. Sementara yang kedua adalah Sir Isaac Newton yang dalam hukum geraknya menyatakan bahwa sebuah objek akan tetap dalam aksi gerak (motion) sampai mendapat reaksi kekuatan (force) yang sama atau lebih besar. Lebih sering disebut Aksi dan Reaksi saja.
Kedua contoh sederhana namun brilian ini telah teruji sepanjang masa dan secara langsung merupakan faktor utama dalam pergerakan harga di pasar yang kita trading dan terlibat di dalamnya saat ini. Jika saja mereka memilih karir sebagai trader, bisa jadi mereka adalah trader-trader handal hehehe.

Fokus dari tulisan ini adalah tentang apa yang disebut dalam teknikal analisis konvensional sebagai support (demand) dan resistance (supply).
Kita akan coba gali lebih dalam apa sebenarnya support dan resistance tersebut, bagaimana kita identifikasi dan kuantifikasinya pada chart, dan bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan objektif sehingga menghasilkan profitable trading.

Support (demand) adalah level harga dimana lebih banyak buyer yang bersedia membeli dibanding seller pada level harga tertentu.
Resistance (supply) adalah dimana lebih banyak tersedia supply dibanding buyer yang bersedia membeli supply tersebut pada level harga tertentu.
Coba perhatikan chart di bawah ini untuk indentifikasi apa yg dimaksud dengan Demand

belajar Supply and Demand Analysis
analisa Supply and Demand



Area A menunjukan level harga dimana terjadi keseimbangan relatif atau ekuilibrium antara supply dan demand.
Setiap orang yg ingin jual dan beli di level harga tersebut masih dalam batas-batas keseimbangan, dan harga pun relatif stabil. Pada closing candle (B), hubungan supply dan demand telah bergeser dan tidak lagi seimbang.
Sekarang kita tahu bahwa lebih banyak demand pada level harga A dibanding supply yang tersedia.
Dari mana kita tahu kalau ini benar adanya? Satu-satunya yang menyebabkan harga bergerak naik seperti yg dicontohkan adalah karena pergeseran hubungan suppy/demand.
Pada closing candle B, kita juga dapat simpulkan bahwa ada buyer-buyer yg bersedia beli di level A tersebut namun tertinggal karena harga sudah bergerak naik. Area A ini skarang dapat kita sebut secara objektif sebagai demand (support) area. Label C menunjukan adanya penurunan harga yang kembali ke level demand ini.
Dan disinilah kita mendapat peluang low risk high reward trade karena harga kembali ke area yang sebelumnya telah menunjukan dominasi buyer. Nanti kita bahas bagaimana cara memanfaatkan peluang ini.
Kemudian kita dapat identifikasi supply (resistance) dengan cara membalik logika contoh di atas tersebut.

Simple Strategi

Seorang trader sebaiknya secara konsisten identifikasi area dimana harga kemungkinan berbalik arah (turning point). Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam memanfaatkan pergeseran ekuilibrium supply dan demand, yang juga dipicu oleh emosi manusia berupa Fear, Greed, dan Ketidakpastian.

Jika entry pada situasi reversal dilakukan seperti orang lain, maka kita hanya memiliki sedikit atau tidak punya keunggulan sama sekali dibanding mereka. Karenanya tidak salah kalau kita kesulitan untuk bertahan di market dan membuat profit yg konsisten.
Oleh sebab itu, proses berpikir/analisa harus berujung pada antisipasi gerak harga harga dengan resiko yg minimal dan peluang paling besar. Layaknya nelayan yang menaikan layar, usakahan angin ada dibelakang perahu.
Kita fokus dulu kepada sebuah strategi yang relatif mudah untuk dipahami.

belajar analisa Supply and Demand

Simpel Strategi:

  1. S/D area teridentifikasi pada TF daily (minimal H1).
  2. Saat candle membuat high (A) pada daily chart, pindah ke intra-day time frame (M15
  3. atau M5) untuk mencari peluang Sell/Short entry.
  4. Pada TF kecil ini cari up candle terakhir yang disusul oleh down candle. (gambar bawah)
  5. Entry dilakukan pada down candle kedua, dan tidak perlu menunggu close-nya (gambar bawah)
  6. Penempatan SL sebaiknya di atas garis horisontal area S/D daily, jika anda tipikal intraday di atas garis horisontal hourly.
  7. TP tempatkan pada area Demand (support) berikutnya, atau gunakan risk reward rasio minimal 2:1
Rule untuk intra-day trading

Intra-day trader sebaiknya memiliki pola aturan dalam mengambil keputusan trading. Karena biasanya faktor emosi dapat mempengaruhi analisa dan keputusan trade.
Tidak percaya? coba trade gunakan tick chart atau time frame 1 menit, sangat intens bukan? terasa bagaimana adrenalin anda dipacu every second every minute. Kegagalan mengkontrol emosi berujung pada kegagalan trade.
Jadi dengan mengikuti aturan yang sudah di set, anda dapat mengelola trade dengan baik.

Rule sederhana bagi day trader:
  1. Tiap hari, identifikasi satu area supply dan satu area demand pada time frame H1. Selalu perhatilan posisi harga ini berbanding dengan time frame yang lebih besar (D1)
  2. Entry hanya dilakukan jika harga masuk/mendekati support (demand) atau resistance (supply)
  3. Ada 2 jenis entry, breakout dan pullback (lihat gambar)
  4. Pre-plan: entry, stop loss, dan target
  5. OP dilakukan hanya jika terdapat ruang yang cukup lebar antara area supply dan area demand, sehingga profit zone menjadi atraktif

analisa Supply and Demand, pullback, breakout.
Hanya 2 jenis entry ini saja yang kita perlukan.
Entry pada pullback pertama menawarkan lower risk/high reward, walau untuk sebagian orang hal ini dianggap masih beresiko tinggi.
Sementara breakout adalah yang paling populer sebagai entry. Namun yang lebih penting lagi adalah profit zone, hitung seberapa besar ruang untuk harga bergerak setelah entry dilakukan

Refreshment
Dinamika pasar adalah hasil resultante dari psikologi massa. Kita bisa menghasilkan uang karena mampu menguasai aspek ini.  Sebagaimana yang sudah banyak diketahui, trading itu 90% adalah masalah mental.
Winning lebih banyak ditentukan oleh bagaimana anda mempersiapkan mental dibanding teknik/gaya trading.
Dan memahami cara orang lain berpikir dan mengambil keputusan justru lebih penting daripada memahami chart.  Jika anda masih mengalami kendala dalam trading, mungkin sudah saatnya anda merubah fokus perhatian. Daripada hanya mengubah-ubah teknik, sebaiknya fokus kepada faktor penyebab utamanya. Terdapat beberapa perbedaan yang sangat jelas antara winning trader dan lossing trader.

Trader Pemula
1. Cenderung mengikuti orang banyak/massa (crowd follower)
  • Mengikuti apa yang orang lain kerjakan (ikut-ikutan)
  • Nyaman jika keputusannya sama dengan orang banyak
2. Menghindari resiko kecuali orang lain juga mengambilnya
3. Mengira jika orang lain "buy" maka aman juga untuk "buy"
4. Bertindak atas advis dari orang lain yang dianggap "expert"
5. Cenderung membuat complicated proses trading dan mengabaikan kesederhanaan pasar
6. Hampir selalu membuat dua kesalahan yang sama: buy/sell saat harga telah bergerak jauh
secara signifikan (high risk) serta buy saat mendekati resistance dan jual saat mendekati
support (low probability)

Trader Pro
  1. Mengambil inisiatif (lead the crowd)
  2. Eliminasi semua subjective noise yang menghalangi proses pengambilan keputusan. Mereka tidak peduli pada apa yang dilakukan orang lain dan membuat keputusan berdasarkan seperangkat rule yang sangat mekanikal dan tidak terbawa emosi
  3. Mereka belajar untuk mengidentifikasi entry yang benar (proper entry) yang mana kebanyakan orang tidak memperhatikannya
  4. Mereka sell setelah suatu periode buying berjalan mendekati/masuk area resistance. Mereka jual Greed (tamak), ini untuk yang trading selain forex.
  5. Mereka buy setelah suatu periode selling berjalan mendekati/masuk area support. Mereka beli Fear (ketakutan)

Trader yang sukses:
  • Dapat identifikasi peluang sebelum orang lain melakukannya
  • Eksekusi trading secara mekanikal

Karakter Mental Yang Harus Dimiliki
  1. Percaya Diri
  2. Disiplin
  3. Sabar

Support Resistance



Dengan memanfaatkan level support dan resistance simplenya Anda bisa dengan mudah mengetahui sampai dimanakah trend (price movement) berlangsung, baik ketika harga bergerak naik dan kemudian berbalik arah ataupun sebaliknya ketika harga turun hingga kemudian bergerak naik.

Nah agar lebih jelas, pada tulisan kali ini saya akan membahas bagaimana dan seperti apa itu analisa trading menggunakan level support resistance, serta bagaimana cara menentukannya.

Mengenal apa itu level support dan resistance Apa itu support & Resistance?

Anda pasti pernah mengalami dimana harga sering kali berbalik arah secara extreme bukan?

Misal, ketika OP dengan mengambil posisi buy EURUSD di harga 1.3450 Anda berkeyakinan harga akan terus bergerak naik, namun malang pergerakan harga malah mendadak turun hingga menyentuh stop loss Anda di  angka 1.3410. Ataupun  sebaliknya ketika Anda mengambil transaksi dengan posisi sell Anda malah mendapati harga bergerak naik.

Ya support resistance adalah batas tertinggi atau terendah dari pergerakan harga, dimana dalam range tersebut harga  tertahan, tidak akan bisa tertembus dan bergerak lebih jauh lagi dalam trend yang sama.

“Support adalah batas terendah dari pergerakan harga sementara resistance adalah batas tertinggi dari pergerakan harga.”
Faktor yang berkaitan dengan level support dan resistance Level support & resistance erat kaitannya dengan hukum suplay and demand, dimana akan terciptanya suatu kondisi titik jenuh pasar yang membuat trend perlahan berbalik dan mencari pergerakan baru atau malah akan terus berlanjut.

Harga berbalik dan mencari trend baru

Saat pergerakan harga mendekati garis support, pasar akan bereaksi secara psikologis menganggap harga sudah terlalu rendah dan berada pada titik jenuh (over sold). Dan karena pergerakan harga yang sudah terlalu rendah akan menimbulkan minat pasar untuk melakukan aksi beli. Tekanan aksi beli yang jauh lebih tinggi dibanding aksi jual akan menyebabkan pergerakan harga beranjak naik dan membentuk trend baru.

Sementara pada saat pergerakan harga mendekati garis resistance, pasar akan menganggap harga sudah terlalu tinggi dan berada pada titik jenuh (overbought). Karena terciptanya pergerakan harga yang bergerak sudah terlalu tinggi maka akan timbul minat pasar untuk segera melakukan aksi jual. Dengan tekanan aksi jual yang jauh lebih banyak ketimbang aksi beli maka pembalikan trendpun segera terjadi pada level resistance tersebut.

Harga terus menembus level support dan resistance (breakout)

Meski demikan sebaiknya Anda tidak lupa, adakalanya dimana pergerakan harga bergerak menembus level – level support dan resistance. Apabila pergerakan harga terus bergerak menembus level support & resistance ini, maka bisa di sebabkan oleh dua faktor, yaitu:

  1. Percobaan harga untuk menembus level support jauh lebih banyak ketimbang percobaan dimana harga menembus garis resistance atau sebaliknya.
  2. Berkaitan dengan faktor suplay & demand, dimana pada tertembusnya level support diakibatkan oleh jumlah aksi jual yang masih lebih banyak dibanding aksi beli atau pada kondisi tertembusnya garis resistance dimana jumlah aksi beli masih mendominasi pasar ketimbang aksi jual.
Jangan heran jika seandainya Anda meilihat mengapa ada pergerakan harga yang berungkali menembus garis resistance atupun garis support, hal tersebut akan  berkemungkinan terus terjadi selama  jumlah transaksi yang berlawanan saling terus menekan satu sama lain.

Simpel Trading dengan Memanfaatkan level Support dan Resistance Support dan resistance merupakan gambaran perkiraan dimana daya ungkit terhadap pergerakan harga telah mencapai titik jenuhnya. Baik ketika aksi beli yang berlebihan yang menyebabkan pasar dalam kondisi overbought ataupun ketika aksi jual yang berlebihan hingga pasar menyentuh titik jenuh oversold.

Dari sisi hukum suplay and demand kita dapat menarik kesimpulan bahwa penawaran / penjualan secara berlebihan akan membuat trend berada dalam kondisi bearish dan permintaan/pembelian dalam jumlah berlebihan akan menyebabkan trend pada kondisi bullish.


Price action trading

Formasi Candlestick Utama Dalam Teknik Price Action

Lebih dari sekedar pola bullish dan bearish, teknik price action juga menganalisa formasi candlestick dengan beragam bentuk unik yang masing-masing dapat diinterpretasikan sebagai sinyal penting, baik itu pembalikan (reversal) atau penerusan.

Namun secara garis besar, teknik price action menggunakan 3 formasi candlestick utama yang terdiri dari:

1. Pin Bar

Pin bar merupakan salah satu pola candle utama dalam teknik price action, karena paling mudah dikenali dan sering dijumpai di chart. Kemunculannya ditandai dengan body candle yang kecil dan salah satu sumbu memanjang melebihi besar body-nya. Terdapat dua jenis pin bar, di mana bearish pin bar yang terbentuk di puncak (top) harga teridentifikasi sebagai penanda bearish reversal, sementara bullish pin bar di dasar (bottom) harga seringkali diartikan sebagai sinyal pembalikan bullish.

Hasil gambar untuk pin bar
Nial Fuller, seorang master teknik price action mengungkapkan bahwa pin bar bisa sangat akurat jika terbentuk pada support resistance harga yang mengalami penguatan trend. Dalam penerapan teknik price action, pin bar seringkali dimanfaatkan untuk mengkonfirmasi pembalikan trend dalam strategi forex reversal, atau memvalidasi gelombang pullback dalam metode trading sesuai trend.


Hasil gambar untuk pin bar

2. Inside Bar

Menandakan konsolidasi pasar yang sedang berada dalam ketidakpastian, inside bar teridentifikasi sebagai formasi candle yang level high dan low-nya berada dalam range candle sebelumnya. Itulah mengapa, teknik price action dengan pola ini memerlukan pengamatan pada 2 candlestick sekaligus, di mana candle pertama disebut sebagai mother bar, dan candle kedua adalah inside bar.
Hasil gambar untuk inside bar


Grafik inside bar menjadi pertanda keraguan buyer dan seller yang saling menunggu. Dengan demikian, Anda sebaiknya menunggu hingga candle ke-3 (konfirmator) tertutup untuk mengartikan sinyal inside bar. Teknik price action yang direkomendasikan adalah: jika candlestick konfirmator close di atas level high mother bar, maka artinya buyer telah mengambil inisiatif untuk mendorong harga ke atas. Sebaliknya, Anda bisa mengambil langkah bearish jika candle ke-3 tertutup di bawah level low mother bar. Kondisi tersebut mencerminkan kemenangan seller dalam menekan harga ke arah downside.

Hasil gambar untuk inside bar


3. Fakey Bar (Inside Bar + Pin Bar)

Sinyal palsu (false signal) merupakan kemungkinan yang bisa selalu terjadi dan oleh karena itu harus diwaspadai oleh setiap trader. Dalam teknik price action, terdapat formasi candlestick khusus yang dapat dikenali sebagai penanda false signal (fakey).

Pola ini terdiri dari 3 candle. Dua candle pertama adalah formasi mother bar dan inside bar, sementara candle ke-3 adalah konfirmator yang sebenarnya menunjukkan false break. Masih bingung? Untuk lebih mudahnya, coba pahami kembali teknik price action dari sinyal inside bar di bagian sebelumnya.

Hasil gambar untuk fakey bar

Dalam kondisi normal, candle konfirmator yang tertutup di bawah low mother bar seharusnya menjadi awal downtrend. Namun teknik price action ini terbukti tidak selalu benar. Faktanya, harga berikutnya justru bisa membentuk uptrend. Untuk menghindari risiko tersebut, sebaiknya perhatikan bagaimana bentuk candle konfirmator setelah inside bar. Jika formasinya tampak seperti candlestick biasa, maka ia bukanlah penanda false signal. Namun apabila bentuknya menyerupai pin bar, maka berhati-hatilah karena itu bisa menjadi tanda penolakan harga untuk berlanjut meneruskan sentimen sebelumnya.


 Trading Dengan Strategi Inside

Menentukan Exit Level Dengan Teknik Price Action

Selain untuk memperkirakan arah pergerakan harga selanjutnya, teknik price action juga bisa dimanfaatkan dalam strategi forex untuk menentukan level exit. Sebagai contoh, apabila Anda entry order berdasarkan sinyal inside bar, maka gunakanlah level high atau low mother bar sebagai patokan stop loss.
Sementara jika mengandalkan peluang dari pin bar atau fakey bar, sebaiknya perhatikan panduan teknik price action ini:



Akhir Kata

Metode pengamatan langsung pada grafik harga di chart menjadikan teknik price action sebagai strategi forex sederhana yang dapat diandalkan. Untuk menguasai dasar strategi forex ini, Anda cukup mempelajari kaidah candlestick bullish, bearish, up bar, down bar, pin bar, dan inside bar. Di samping itu, Anda juga perlu mewaspadai fakey bar dengan cara menunggu hingga candle ke-4 terbentuk.

Hasil gambar untuk exit level price action
Dalam contoh grafik di atas, tampak bahwa open order dengan teknik price action sebaiknya dilakukan setelah candle ke-4 terbentuk. Apabila candle tersebut ditutup lebih tinggi dari bearish pin bar, maka besar kemungkinan harga akan berlanjut dalam uptrend.

candlestick

Jenis – Jenis Candlestick

Candlestick adalah salah satu alat dari analisa teknikal yang paling akurat memberikan informasi dari sekian indikator yang dimiliki para trader. Candlestick dipakai di jepang sejak tahun 1978 selanjutnya populer di dunia barat pada tahun 1990-an. Sejak saat itu Candlestik menjadi alat utama bagi trader dalam menganalisa pasar menggantikan posisi bar chart.


Ada 21 nama candlestick yang harus diketahui oleh trader. 21 candlestick tersebut merupakan pola candlestick yang paling sering muncul di pasar dan dapat digunakan dalam mengambil keputusan dalam trading. Perlu diketahui bahwa nama-nama candlestick tersebut dibuat agar dapat membantu trader mengenali sedini mungkin yang terjadi di pasar, tekanan jual atapun beli semua tersirat dalam candlestick.

21 nama atau pola candlestick itu antara lain sebagai berikut :

Candles 1-4: Empat Jenis DOJI



Doji adalah salah satu jenis candlestick yang sering kita temui dan biasanya muncul pada small trading range. Doji merefleksikan harga tengah dimana kekuatan penjual serta pembeli seimbang sehingga belum bisa digunakan untuk memutuskan transaksi jual maupun beli.



Long Legged Doji biasanya lebih dramastis. biasanya harga akan naik tinggi dan ditutup kembali ditengah. Candlestick seperti ini dapat diartikan bahwa kekuatan pasar saat ini sedang melemah.


Diantara semua candlestick, Gravestone Doji adalah candlestick ini yang tidak menyenangkan. Dimana harga yang sudah naik tidak sanggup menahan ketinggiannya sehingga kembali turun serta ditutup di level yang sama.



Dragonfly Doji, bentuk terakhir dari doji, dimana harga open adalah harga tertinggi, Adapun Candlestick ini menurut pengalaman jarang sekali terjadi, ketika ini terjadi maka harga akan cenderung untuk naik atau bullish.


Four Price Doji adalah kejadian yang sangat langka dan akan terlihat hanya jika semua komponen harga adalah sama. Artinya harga pembukaan , harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan menjadi sama. Ini merupakan ketidakpastian mengenai arah pasar. Ini biasanya terjadi ketika saham sangat likuid, memiliki volume yang rendah, atau sumber data tidak melaporkan harga lain selain harga penutupan.


Candles 5-6: HAMMER dan HANGMAN, Sinyal Pembalikan atau Reversal



Hangman, candlestick ini dinamakan demikian karena telihat seperti seseorang yang sedang dieksekusi dengan kaki berayun, dan selalu terjadi pada saat perpanjangan tren naik. Analoginya bahwa trader melihat aksi jual, dan buru-buru mengambil posisi tetapi kemudian mereka menemukan bahwa mereka bisa membeli dengan harga yang jauh lebih murah.



Disisi Lain Hammer muncul dari perpanjangan tren turun (downtrend). Hammer terjadi karena adanya tekanan jual yang kuat seringkali di saat harga pembukaan, untuk selanjutnya pasar mengalami recovery kemudian ditutup dekat dengan harga open atau lebih tinggi.



Candles 7-8: ENGULFING BULLISH dan BEARISH
Engulfing Bullish terjadi setelah tren turun yang signifikan. Engulfing memiliki ciri body mencakup body candlestick sebelumnya dan tidak memiliki shadow atau bayangan. Adanya Candlestick ini memberi sinyal bahwa kekuatan seller mulai lemah, diisi oleh tekanan buyer.



Sebuah Engulfing Bearish terjadi setelah uptrend yang signifikan. Sekali lagi, body candlestick tidak terdapat shadow atau bayang-bayang. Engulfing Bearish merefleksikan bahwa kekuatan buyer melemah dan harga sepenuhya dikuasai seller.

Candle 9: DARK ClOUD COVER

Bahwasanya Dark Cloud Cover terjadi setelah uptrend yang kuat dan kondisi bearish mulai mengisi pasar. Dark Cloud memberi sinyal waspada dan melindungi profit yang didapat karena dalam jangka pendek harga akan berbalik arah.



 Candle 10: PIERCING, Sinyal Pembalikan Potensial

Kalau Dark Cloud Cover memberi peringatan bahwa uptrend akan segera berakhir, sebaliknya candlestick sebelumnya yang menunjukan bahwa harga akan turun, sebaliknya Candle Piercing mengindikasikan bahwa tren turun akan berakhir/ berbalik arah, dan kondisi bullish mulai mengisi pasar.



Candle 11-12: EVENING STAR dan MORNING STAR

Pola Evening Star biasanya terjadi selama tren naik yang berkelanjutan. Adanya Star menyampaikan bahwasanya tekanan bullish dan bearish sedang tarik menarik, namun tidak ada pihak yang menang. Kemudian Muncul Candle ketiga dengan black real body, memberi sinyal kuat bahwa harga akan berbalik arah.



Selanjutnya adalah candle Morning Star. Adapun Formasi candle Morning Star merupakan kebalikan dari prinsip Evening Star dimana terjadi selama downtrend dimulai dengan black candle, kemudian star dan candle ketiga yang menjadi sinyal pembalikan yang lengkap.



Candle 13: SHOOTING STAR

Candle Shooting Star hanya dapat terjadi pada sebuah pasar yang berpotensi naik. Dan saat muncul candlestick ini akan menjadi peringatan bahwa minor uptrend akan mengalami pembalikan. Pada Shooting Star body yang kecil dan upper shadow yang panjang menunjukan bahwasanya tekanan bullish dikontrol oleh tekanan bearish.



Candle 14: INVERTED HAMMER

Kalau kita lihat candlestick Inverted Hammer sekilas nampak sama dengan Shooting Star. Bedanya Shooting Star terjadi pada akhir tren naik, sedangkan Inverted Hammer terjadi setelah penurunan signifikan mengambil alih.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEignO6vMxyG2S54vJ94RZV46A9wSVTWOgqhXUF_3jhUW0_bM5dIXXAy560UXNRHpom6BtZ_psERCTV1QoDJQx6O2MQtiRwMZBMBtParj5_t_sFcShPvLFALyWdmQdQeJiaH2F603kqPLgk/s320/15.jpg

Candle 15: HARAMI atau PREGNANT

Ketika kita melihat candle harami , kita akan membayangkan candle yang pertama sebagai ibu dan candle kedua ibarat anaknya yang muncul dari perutnya. Dari situlah nama harami atau ibu hamil berasal. Candlestick harami bisa terjadi saat tren naik ataupun tren turun, semisal muncul dalam kondisi uptrend meskipun nampak bahwa bullish masih mengendalikan pasar tetapi cukup potensial sebagai sinyal pembalikan.



Candle 16: MARUBOZU

Di Jepang Marubozu berarti closed-cropped (dipotong pendek) atau sebutan lainnya shaven head atau shaven bottom. Tipikal candlestick marubozu berupa body candle yang panjang , menunjukan saat itu pasar berada dalam range yang lebar. Dan dengan shadow yang pendek atau hampir tanpa shadow memperlihatkan bahwa harga bergerak naik (white candle) dan begerak turun ( black candle ) tanpa keraguan.



Candle 17-18: HIGH WAVE dan SPINNING TOP

High Wave dan Spinning Top adalah candlestick yang mengekspresikan keraguan dan kebingungan. Sebuah pertanyaan yang menarik mengenai candlestick ini, apakah high wave dan spinning top merupakan kebalikan dari marubozu? Jawabannya relative, yang pasti
Ketika muncul marubozu merefleksikan buyer dan seller benar-benar sepakat di pasar, hal ini kontras dengan spinning top dan high wave yang menandakan situasi dimana buyer dan seller sukar menemukan kesepakatan.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxeanmbNoZXUiHwHymsfC6ydfvikbYnzfW2mGuC-seJ9o2S7w84wiSVyowZlQ0tYzcC1F6M2W9LT3OER_q9IaeGfLhd54JCaAP3kYx2vdMAzPDI51uu7iccZm_Dwe2mB7t9YSspCxg0RA/s400/18.jpg

Candle 19: THREE BLACK CROWS

Candle Three Black Crows , formasi yang jarang sekali terjadi di pasar. Dan saat benar-benar terjadi swing trader harus waspada pada candlestick ini. Three black crows mencerminkan bahwasanya seller telah mengkontrol kembali harga di pasar, dan dimungkinkan harga selanjutnya begitu untuk bergerak turun.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSaeiUi3SyYOfjS-sEM9p9D7pXIaPnkFdzymW6TX8CkVJvkvN0DMTvdfEUjQBG_psja92h_gFB53ieRrbbPN690F4ody_eop2cIqxZTxEGgPd-RsLZv4CpF-W6UYJJT0_SAVWR3Jrq9a4/s320/19.jpg

Candle 20: THREE ADVANCING WHITE SOLDIERS

Pasangan Bullish untuk candle three black crows dikenal sebagai ‘three white soldiers’ dan oleh para ahli teori menganggapnya sebagai salah satu pola candlestick yang memberi sinyal kuat untuk naik atau bullish.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuaAsw_M9DTrvBmMzlySdvbuwqZc_wknDzUY70084q3WX3YdgAX_qCTS3jRS2wcAAsqodbtq0DO2p3zuvOkT7MLleWRVEmE-dEIvzFMbNEGaNaFTCQT1sjFNyr8wAUPppnosxD1JtWItE/s320/20.jpg
Candle 21: TWEEZERS
Tweezers, dapat membantu trader untuk segera menarik keuntungan yang di dapat di pasar. Menurut pengalaman candle tweezers jarang sekali terjadi di pasar. Namun ketika memang terjadi mereka hampir selalu signifikan. Jenis tweezers menurut teori ada dua yakni tweezers top dan tweezers bottom dan para trader mengenalnya sebagai pola double bottom atau double top.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwPWLVFR_NyCl_OnK4B_QFTHrFSERH6QeqYm69vMUEZFrpN3BQvRzrxVlvSViMTwv84luScmK2py4fgKV4wzGcIuI1bkF-pF86jAUmbI_qevQ-MTLXtNjJOSu85aMVJKCUejSN0G05RIA/s320/21.jpg